• Visual AI

    Hasilkan uang dengan skill AI - buat konten apapun dalam hitungan menit !!

  • E-Course Mahir Shopee

    Online Course yang berisi Panduan Lengkap STEP BY STEP Jualan Online di SHOPEE

  • Jago Edit Video Capcut

    Buat konten video semudah membalikkan telapak tangan !!.. sekalipun anda orang awam

  • Tools Whatsapp Sender

    Inilah Tool WhatsApp Marketing Multi Fungsi Yang Bikin Kerjaan Anda Jadi Serba Otomatis!

  • E-Course Elite Membership

    Paket Lengkap belajar dan Studi Kasus Membuat Website dan digital marketing

  • E-Course CANVA

    Bongkar Rahasia Jago Desain Konten Dalam 24 Jam

Pelatihan Optimalisasi Facebook Marketing dan Konten Strategi Foto Produk pada UMKM Kampung ATBM Desa Cepagan

Industri  tenun  rakyat  (ATBM)  di  Desa  Cepagan Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang merupakan  industri  yang potensial  dan merupakan sentra industri kreatif Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Hampir semua masyarakatnya memproduksi syal, pasmina dan kerudung. Oleh karena itu, Bupati Batang Wihaji menobatkan desa ini sebagai Kampung ATBM. Bupati  Batang  mengapresiasi  kepada  warga  setempat  Desa Cepagan  yang  telah  melestarikan  peninggalan  nenek  moyang  dengan  tetap  berkarya memproduksi  Alat  Tenun  Bukan  Mesin  (ATBM)  di  tengah  persaingan  bisnis  yang ketat. Desa  Cepagan  juga  berpotensi  untuk  dijadikan  sebagai  destinasi  wisata baik  wisatawan  lokal  maupun  mancanegara  terkait  dengan  “Edukasi  Ekonomi Kreatif Tenun”.

Namun sayangnya, pandemi Covid-19 membuat sebagian besar pengrajin tenun harus kehilangan pangsa pasar. Bahkan mereka terpaksa harus gulung tikar dan menjual beberapa peralatan tenun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Satu diantara pengrajin tenun, Ahmad Sofa seperti dikutip dari Tribunjateng.com (2020) menceritakan untuk tetap bertahan di tengah covid-19 memang cukup sulit, karena sasaran pasar semua telah menutup akses. Pasaran kain tenun tradisional rata-rata di kota wisata, seperti di bali, Lombok, juga beberapa negara Eropa. Tapi karena pandemi omset turun drastis sampai 90% karena semua akses ditutup dan tidak ada permintaan sehingga sangat kesulitan untuk memasarkannya. Salah satu cara yang paling solutif dalam kegiatan pemasaran di masa pandemi adalah pemasaran melalui online dengan menggunakan Media sosial.

Share:
Logo Sinta Png@pngkit.com

Popular Posts

JUMLAH KUNJUNGAN

Follower

Arsip Blog