SDM merupakan salah satu aset organisasi
yang menjadi tulang punggung suatu organisasi dalam menjalankan aktivitasnya
dan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan kemajuan organisasi (Huemannm et
al, 2007). Penilaian kinerja yang sistematis dan pemilihan pegawai
dengan kinerja terbaik untuk penentuan promosi jabatan adalah sangat penting
dalam strategi
manajemen sumber daya manusia (Moon et al, 2010).
Namun pada
kenyataannya pengambilan keputusan pada saat melakukan penilaian kinerja maupun
seleksi terhadap sumber daya manusia bukanlah hal yang mudah, maka diperlukan
suatu model pengambilan keputusan untuk membantu memecahkan masalah
tersebut. Masalah yang sering terjadi dalam proses seleksi dan penilaian
kinerja adalah subjektifitas pengambilan keputusan.
AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan salah
satu metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) yang sangat
baik dalam memodelkan pendapat para ahli dalam sistem pendukung keputusan.
Dalam menyusun model, AHP melakukan perbandingan berpasangan variabel-variabel
yang menjadi penentu dalam proses pengambilan keputusan (Calabrese et al, 2013).
Namun metode AHP tidak efektif digunakan pada kasus yang
dengan jumlah kriteria dan alternatif yang banyak (Rouhani et al, 2012), untuk
menutupi kelemahan itu, diperlukan satu metode pengambilan keputusan lainnya,
yaitu TOPSIS (Technique for Order Performance by Similarity to Ideal
Solution).
Salah satu masalah dari metode TOPSIS adalah penggunaan nilai
kuantitatif dalam proses evaluasi. Kesulitan lain untuk menggunakan nilai
kuantitatif adalah bahwa beberapa kriteria yang sulit diukur oleh nilai-nilai
kuantitatif, sehingga selama evaluasi kriteria ini biasanya diabaikan.
Penggunaan teori himpunan fuzzy memungkinkan para pengambil keputusan untuk
menggunakan informasi kualitatif dan informasi yang tidak lengkap.
Fuzzy TOPSIS digunakan karena kemudahan menggunakan bilangan
fuzzy untuk menghitung pengambil keputusan. Selain itu, telah diverifikasi
bahwa pemodelan dengan bilangan fuzzy adalah cara yang efektif untuk merumuskan
masalah, dimana informasi yang tersedia bersifat subyektif dan tidak akurat
(Rouhani et al, 2012)
Pada penelitian ini digunakan penerapan kombinasi metode AHP
(Analytical Hierarchy Process) dan metode Fuzzy TOPSIS (Technique for
Order Preference by Similarity to Ideal Solution) dalam Sistem Pendukung Keputusan promosi jabatan. Metode AHP digunakan
untuk melakukan pembobotan atau tingkat kepentingan kriteria, kemudian
melakukan uji tingkat konsistensi terhadap matrikss perbandingan berpasangan,
jika matrikss telah konsisten maka dapat dilanjutkan ke proses Metode Fuzzy
TOPSIS. Metode Fuzzy TOPSIS melakukan perangkingan untuk mengevaluasi
alternatif-alternatif terpilih dengan menggunakan input bobot kriteria yang
diperoleh dari metode AHP
Dipublikasikan pada :
Jurnal Sistem Informasi Bisnis Jilid 02 (2014) halaman 108-115
On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih