Dalam dunia yang semakin digital, bahkan kolam renang desa pun tak mau ketinggalan. Itulah yang dilakukan oleh BUMDes Tirta Arum, pengelola Kolam Renang Tirta Arum di Desa Sumurjomblangbogo Kec. Bojong Kab. Pekalongan, Jawa Tengah. Mereka mulai melakukan transformasi digital, salah satunya dengan meluncurkan website dan sistem e-ticketing pada awal tahun 2025. Proyek ini dikembangkan oleh tim PKM dari Universitas Pekalongan.
Situsnya bisa diakses di www.tirta-arum.com, dan secara teknis sudah berjalan baik. Sistem pembelian tiket online pun sudah tersedia. Tapi, ada satu masalah besar: tidak ada satu pun pengunjung yang membeli tiket secara online. Mayoritas tetap datang langsung ke loket. Masalah klasik? Ya—kurangnya promosi dan edukasi digital.
Untuk menjawab tantangan itu, digelarlah pelatihan digital marketing pada 17 Mei 2025. Bertempat di Balai Desa Sumurjomblangbogo, pelatihan ini diikuti oleh 10 orang pengelola BUMDes dan difasilitasi oleh dosen serta mahasiswa Universitas Pekalongan. Fokus pelatihannya? Strategi digitalisasi pemasaran yang benar-benar aplikatif dan mudah dipahami.
![]() |
Gambar 2. Peserta Pelatihan Digital Pemasaran Bumdes Tirta Arum |
✅ Materi 1 : Pahami Dulu Karakter Konsumenmu !
Sesi pertama dibawakan oleh Dr. Wenti Ayu Sunarjo, S.Kom., M.M., yang mengupas tuntas tentang pentingnya memahami karakteristik wisatawan lokal. Dalam konteks tempat wisata seperti kolam renang, pendekatan promosi yang kaku ala korporasi besar tidak akan efektif. Yang dibutuhkan justru promosi yang bersifat kekeluargaan, menyentuh kebutuhan hiburan warga sekitar, dan memanfaatkan momen seperti musim liburan sekolah.
Wenti juga menekankan bahwa pengalaman pelanggan dan pendekatan komunitas bisa menjadi kunci dalam membangun loyalitas. Inilah dasar penting sebelum bicara soal digital ads atau konten viral—kenali audiensmu dulu.
✅ Materi 2: Website Itu Bukan Brosur Digital
Berikutnya, giliran Ari Muhardono, S.Kom., M.Kom., yang membawakan sesi tentang branding website. Ini bukan sekadar soal desain yang menarik. Website, menurut Ari, adalah aset digital utama yang harus bisa menghasilkan konversi.
Beberapa strategi penting yang ia tekankan antara lain:
-
Optimasi SEO lokal, agar website mudah ditemukan lewat pencarian “kolam renang Pekalongan” atau “tiket kolam murah”.
-
Tombol CTA yang jelas seperti “Pesan Tiket Sekarang”.
-
Integrasi WhatsApp Chat untuk konsultasi dan pemesanan instan.
-
Testimoni pelanggan, galeri foto, dan rating sebagai social proof.
Ari menggarisbawahi bahwa tanpa promosi yang masif, website hanya akan jadi etalase sepi. Oleh karena itu, strategi distribusi konten—baik di media sosial, Google, maupun kolaborasi lokal—menjadi kunci untuk mendongkrak traffic dan pada akhirnya mendorong pembelian tiket online.
✅ Materi 3: Konten Itu Kunci, Tapi Harus Punya Cerita
Sesi ketiga dibawakan oleh Daru Anggara Murty, S.Ds., M.M., yang memperkenalkan strategi konten marketing berbasis pendekatan 3E: Educate, Entertain, Engage. Ia membagikan contoh nyata seperti video pendek tentang promo tiket akhir pekan, tips berenang aman, hingga behind-the-scenes petugas membersihkan kolam. Konten-konten seperti inilah yang bisa membangun koneksi emosional dengan audiens.
Daru juga mengingatkan pentingnya CTA yang jelas dalam setiap konten, seperti “Cek harga tiket di website sekarang” atau “Klik link bio untuk pesan tiket tanpa antre.”
🎥 Praktik Langsung: Dari Teori ke Tindakan
Sesi praktik dipandu oleh dua mahasiswa Unikal, Wafa dan Tarishma, yang juga aktif sebagai content creator. Mereka membagikan pengalaman dan teknik produksi konten yang efektif untuk Instagram dan TikTok. Peserta diajak memahami strategi AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) dalam pembuatan konten visual.
Mereka juga mengenalkan fitur-fitur penting Instagram seperti Reels, Stories, Highlight, dan bahkan strategi penjadwalan konten yang ideal untuk akun wisata lokal. Tak lupa, pentingnya penggunaan hashtag lokal, interaksi dengan followers, dan kolaborasi dengan akun influencer desa atau komunitas setempat.
💬 Apa Kata Peserta?
Pelatihan ini mendapat sambutan positif dari peserta. Teddy, tim IT BUMDes, mengaku baru menyadari bahwa keberhasilan website sangat tergantung pada konten yang menarik dan terarah. “Saya jadi tahu kalau website itu bukan cuma soal desain, tapi bagaimana kita membuat orang mau klik dan beli tiket,” ungkapnya.
Sementara itu, Furqon, petugas loket, merasa lebih percaya diri untuk terlibat dalam promosi. “Saya ternyata juga bisa bikin konten pendek. Mulai sekarang saya mau bantu upload ke akun Instagram kolam,” ujarnya semangat.
💡 Insight untuk Digital Marketer
Apa yang bisa kita pelajari dari kasus ini?
-
Digitalisasi tanpa edukasi = percuma. Teknologi harus disertai strategi promosi.
-
Website = mesin konversi, bukan brosur online.
-
Konten yang relatable dan emosional jauh lebih efektif untuk wisata lokal.
-
Platform matters — tahu di mana target pasar kita aktif, lalu maksimalkan fiturnya.
Digital marketing bukan hanya milik brand besar. Bahkan kolam renang desa pun bisa sukses jika punya strategi yang tepat, tim yang mau belajar, dan konten yang konsisten.